Hai, Ini blog ke-2 saya. Perkenalkan saya Shafa Arafa Maulidina. Saya ingin berbicara tentang bagaimana seni dapat menjadi alat yang luar biasa dalam pengembangan kreativitas anak-anak. Diawali dengan saya yang akan membahas kajian seni bagi anak melalui Literature Review dari 3 Jurnal yang telah saya rangkum serta metode apa yang sebaiknya digunakan untuk diterapkan.
Dimana Seni bukan hanya tentang menggambar atau melukis itu adalah ekspresi diri, pemikiran kreatif, dan sarana untuk memahami dunia di sekitar kita dengan cara yang unik. Ketika kita berbicara tentang seni untuk anak-anak, sering kali kita berpikir tentang melukis atau membuat kerajinan tangan. Namun, seni jauh lebih dari itu. Ini adalah cara bagi anak-anak untuk mengekspresikan perasaan mereka, membayangkan dunia baru, dan mengembangkan keterampilan penting seperti konsentrasi, ketekunan, dan imajinasi.
Pendidikan
memiliki pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan.
Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal,
yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,
intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan
serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya dimana ia hidup
.
Pendidikan
Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang
berbasis budaya. Melalui pendidikan seni siswa dapat mengembangkan potensi,
mengasah kecerdasan, melatih daya kreativitas, dan pembentukan kepribadiannya.
Menggambar merupakan suatu usaha mengungkapkan dan mengkomunikasikan pikiran,
ide/gagasan, gejolak/perasaan maupun imajinasi dalam wujud dwimatra yang
bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna.
Melalui kegiatan menggambar dapat dimanfaatkan guru untuk dapat mengoptimalkan masa keemasan ekspresi kreatif anak Sekolah Dasar dengan menyuguhkan berbagai pengalaman belajar yang baru dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menggambar imajinatif untuk usia anak Sekolah Dasar merupakan kegiatan menggambar yang dapat mengeksplor daya imajinasi siswa tentang sesuatu yang kemudian dituangkan dalam sebuah sketsa atau gambar diman dapat mengeksplor kreativitas yang mereka inginkan. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya dengan memberikan apersepsi yang menarik, seperti menggunakan media pembelajaran yang lebih kreatif, salah satu contoh dengan metode ekspresi.
Topik 1
Literature Review Jurnal 1
Penulis
Jurnal : Nurasiyah Anas Lubis
Judul Jurnal : MENINGKATKAN KREATIFITAS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KARYA SENI RUPA MENGGAMBAR IMAJINATIF.
Halama Jurnal : 15
– 25
Teori :
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, kata gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya, dapat berupa kegiatan imajinatif dan sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman. Kreativitas juga merupakan kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinalitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif.
Kreativitas berkarya seni
rupa termasuk menggambar diartikan sebagai kemampuan untuk menemukan, mencipta,
membuat, merancang ulang, dan memadukan suatu gagasan baru maupun lama menjadi
kombinasi baru yang divisualisasikan ke dalam komposisi suatu karya seni rupa
yang didukung dengan kemampuan terampil yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian di
atas maka dapat ditarik kesimpulan, kreativitas menggambar adalah kemampuan
seseorang untuk mencintai yang diungkapkan dalam kertas gambar yang
perwujudannya dapat meruq tiruan objek ataupun fantasi yang lengkap dengan
garis, bidang, warna, dan tekstur dengan sederhana yang merupakan hasil dari
gagasan, pemikiran, konsep, lagi lho banyak dan langkah-langkah yang baru,
selanjutnya fokus pada manfaat kreativitas seni rupa bagi siswa.
Metode :
Metode Pembelajaran Dalam
Seni Rupa yaitu suatu cara yang ditempuh oleh pembelajar untuk dapat tercapai.
Pada dasarnya dalam metode pembelajaran seni yang utama adalah jenis tugas dan
inti dari pelajaran yang akan diajarkan. Garha (1980:60-77) mengemukakan bahwa
metode pembelajaran seni rupa terdiri dari tiga buah metode, yaitu metode
ekspresi bebas, kerja kelompok, dan meniru, dan global.
·
Metode Ekspresi Bebas
Proses penciptaan seni dalam metode ini
dimulai dari penentuan tema yaitu isi ungkapan yang akan disampaikan, media
yaitu bahan dan menata dan mengelola pembelajaran agar efektif, sehingga tujuan
yang diharapkan disepakati, kemudian siswa diberi keleluasaan untuk memilih
satu tema dan alat gambar sesuai minat mereka.
·
Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok merupakan metode
yang lebih mengutamakan pengalaman berkelompok, sehingga dapat membina
perkembangan sosial anak.
·
Metode Meniru
Metode meniru adalah suatu cara untu
memproduksi gambar dengan cara meniru gambar yang telah ada. Cara ini biasanya
dilakukan oleh mereka yang berlatih kecakapan teknis dalam kegiatan menggambar.
·
Metode Global
Metode global ialah sebuah metode menggambar bentuk
untuk belajar menangkap bentuk dari keseluruhan model yang disediakan dengan
cara menggambar. Metode ini digunakan hanya sebagai alat untuk mencapai gambar
yang bentuknya lebih mirip dengan keadaan model yang disediakan.
Hasil
Penelitian :
Sekolah dasar melalui karya seni dapat dilakukan dengan kegiatan menggambar imajinatif. Gambar imajinatif untuk usia anak sekolah dasar merupakan kegiatan menggambar yang dapat mengeksplor daya imajinasi siswa tentang sesuatu yang kemudian dituangkan dalam sebuah sketsa atau gambar.
Oleh karena itu menggambar imajinatif memerlukan kegiatan berpikir untuk menghayal atau daya cipta. Untuk dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menuangkan ide, gagasan dan imajinatif dalam menggambar imajinatif, tugas guru untuk mempersiapkan dan merancang pembelajaran. Metode ekspresi bebas merupakan metode yang paling cocok untuk kegiatan proses belajar mengajar praktik menggambar imajinatif
Mengungkapkan aspek
psikologi katalis dalam karya seni rupa. Prinsip seputar psikis dapat dipraktikan
dalam karya seni, salahsatunya gerakan seni rupa kontemporer. Karya seni yang terwujud representasi dari
dunia psikis seniman sebagai kreator.
Pendekatan psikologis dalam berkarya dengan dipadukan kemampuan akademik dari aspek keilmuan seni rupa setidaknya mampu memperkaya keilmuan dan keberagaman seni rupa. Dalam konstelasi seni rupa Indonesia kontemporer, kajian dari perspektif psikologis, khususnya katarsis pada karya seni berelasi
dengan psikobiografi atau pengalaman pribadi seniman.
Topik 2
Literature Review Jurnal 2
Penulis
Jurnal : Ernawati
Judul
Jurnal : PSIKOLOGIS DALAM SENI : KATARSIS SEBAGAI REPRESENTASI
DALAM KARYA SENI RUPA
Halama Jurnal
: 105–112
Teori
:
Kehidupan manusia yang bergerak dinamis, mengajak pada
keadaan kehidupan yang cukup kompleks dan beragam. Pada kenyataan hidup dititik
tertentu, akan membawa pada tahap kesadaran akan keterbatasan akan kemampuan
yang dimiliki diri pribadi manusia. Keterbatasan tersebut ketika tidak mampu
disikapi dengan bijak akan membawa manusia pada rasa emosional yang memuncak
dan cenderung pada frustasi yang terus bergejolak. Rasa emosi, gelisah dan
frustasi pada titik puncak perlu disalurkan supaya tidak meledak menghancurkan
insan manusia, sehingga mampu menguasai dirinya. Penyaluran emosi yang
terpendam berperan penting bagi orang yang dalam masalah emosional. Dalam ilmu
psikologis katarsis dikenal dalam poses konseling Freud (Singgih D.Gunars,
1992:106). Selain elemen visual yang terdapat dalam karya seni rupa, faktor
individu seniman selaku kreator di baliknya dapat pula ditinjau secara
psikologis. Dalam konteks psikologi modern dikenal psikoanalisis yang
mengungkapkan pergulatan mental dalam ketidaksadaran yang tersembunyi.
Metode
:
1. Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin
(psikoanalisis dan semiotika). Fokus kajian penelitian ini adalah katarsis dari
traumatis yang di representasikan dalam karya seni rupa.
2. Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan
salah satu aliran besar dalam sejarah ilmu pengetahuan mahasiswa. Layaknya
aliran besar lainnya, Marxisme contohnya psikoanalisis telah merambah berbagai
sektor keilmuan seperti sastra, sosiologi, filsafat, dan kesenian.
3. Semiotika
Semiotika merupakan studi
tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannnya : cara
berfungsinya, hubungannya dengan tanda tanda lain, pengirimannya, dan
penerimannya oleh mereka yang mempergunakannya (Alex Sobur, 2004:15). Semiotik
adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Hasil
Penelitian :
Psikologis Katarsis dan Seni
Pendekatan psikoanalisis dalam sejarah seni rupa
terutama berkaitan dengan aspek ketidaksadaran yang terwujud pada karya seni
rupa. Metode ini kompleks karena menyangkut sisi seniman, tanggapan artistik
penikmat, dan konteks kulturalnya. Visualisasi pada karya bersifat kompleks dan
begitu dekat yang melibatkan kreativitas, imajinasi, mimpi bahkan candaan serta
ketakutan yang dimaknai dari kehidupan sehari – hari.
Psikobiografi Seniman
a.
Seniman Ozaques
Karya kreatif melalui
gagasan kritis seniman yang bertajuk Seni
Fotografi sebagai Medium Representasi dari Retrospeksi Perhubungan Manusia
dengan Alam Perbendaan dalam Pengalaman Traumatis dan Katarsis (Studi
Fenomenologi). Pada saat ini kehadiran bentuk instalasi sebagai salah satu
karya seni visual cukup berperan dalam pendalaman interpretasi atau penamaan
tentu tidak lepas dari keilmuan.
b.
Seniman Arif
Seniman Arif merupakan seniman dengan
cenderung tenang dan pendiam. Sifat pendiamnya berpengaruh pada aktifitas
berkeseniannya yang dilaluinya. Gejolak perasaan, baik sedih, kecewa, maupun
ketakutan seakan disampaikan dan diekspresikan dalam karya seni yang diciptakannya. Karya seni Arif berangkat dari kegelisahan
dan ketakutan akan punahnya kelelawar sebagai bagian dari kosmologi atau
keseimbangan alam.
Kajian ini dari perspektif psikologis katarsis mengantarkan apresiator pada suasana mental (mood) yang melatar belakangi proses kekaryaannya. Perspektif akan lebih obyektif karena seniman sebagai kreator berbanding lurus dengan karya yang disajikan seniman tidak tersusun begitu saja, namun berdasarkan kemampuan kreatif menyusun citra visual yang berangkat dari aspek pengalaman yaitu berupa rasa khawatir atau kegelisahan serta ketakutan yang mendasari dalam berkarya.
Edukasi seni rupa termasuk hal yang urgent bagi anak usia dini agar meningkatkan petensi- potensi yang dimiliki oleh anak berupa bakat, kreativitas, imajinasi, serta kepekaan estetis. Salah satu pentingnya pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini yaitu dapat mengembangkan bakat dan keterampilan anak serta dapat juga melatih psikomotorik agar anak dapat lebih baik yang di mana sebagai sumber kemampuan pada individu anak yang sangat perlu untuk dilatih secara terus-menerus oleh guru maupun orang tua.
Di dalam sebuah pembelajaran seni rupa anak usia dini, memiliki beberapa peranan penting yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya dalam meningkatkan daya anak seperti ekspresi, eksplorasi, imajinasi, kreasi dan seni anak dalam bermain kreatif.
Karena lingkungan tersebut memiliki pengaruh yang baik bagi anak dan dapat dimanfaatkan oleh guru untuk terus mengembangkan potensi-potensi bawaan tersebut. Maka pendidikan seni rupa dapat menjadi salah satu alternatif bagi anak untuk berimajinasi, berekspresi dan berkreasi yang sesuai dengan perkembangan anak, serta pendidikan seni rupa dapat menjadi wadah dalam membentuk karakter anak.
Maka
seni anak usia dini bermanfaat bagi perkembangan jiwa anak selanjutnya.
Menggambar pada anak, tidak boleh ada unsur keterpaksaan biarkan anak
menggambar sesuai dengan imajinasi anak sendiri, ketika terdapat unsur
keterpaksaan di dalamnya akan menghambat kreativitas
anak itu sendiri.
Topik 3
Literature Review Jurnal 3
Penulis
Jurnal : Rara Dini Pebrianty, Joko Pamungkas
Judul
Jurnal : MENGGAMBAR SEBAGAI ALTERNATIF PENDEKATAN KONSEPSI
PENDIDIKAN SENI RUPA ANAK USIA DINI
Halama Jurnal : 536-547
Teori
:
Perkembangan seni anak usia dini berbeda dengan
perkembangan seni pada orang dewasa karena kendala ditempatkan pada bidang
perkembangan lainnya. Pengetahuan dan pengalaman anak dalam berkarya seni masih
berkembang karena perkembangan kognitif yang masih berlangsung, juga karena
kemampuan motorik halus anak usia dini belum matang sepenuhnya. Akibatnya,
kapasitas kreativitas anak jelas berbeda dengan orang dewasa. Edukasi seni rupa
termasuk hal yang urgent bagi anak usia dini agar meningkatkan potensi – potensi
yang dimiliki anak. Anak usia dini biasanya sudah memiliki potensi bawaan, yang
jika digali akan lebiih bagus lagi.
Metode
:
Peneltian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Berdasarkan fiturnya realitas yang ditemukan, data penelitian
disediakan oleh peneliti sesuai dengan hasil di lapangan. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini yakni dokumentasi, observasi, dan pengamatan.
Hasil
Penelitian :
Melalui pendidikan seni rupa, anak usia dini dapat bebas menuangkan ide – ide mereka dan anak juga dapat mengenal berbagai macam bentuk dan beragam jenis warna. Beberapa aspek yang dapat guru kembangkan dalam pendidikan seni rupa melalui kegiatan menggambar ini adalah meningkatkan kreativitas anak, imajinasi, kognitif, motorik, penambahan kosa kata dan anak bebas mengekspresikan dirinya dan perasaannya melalui kegiatan tersebut tanpa ada unsur keterpaksaan.
Kaitan antar 3 Jurnal :
Dari pengkaitan 3 jurnal diatas yaitu antara meningkatkan kreativitas siswa sekolah dasar melalui karya seni rupa menggambar imajinatif, psikologis dalam seni (khususnya melalui konsep katarsis) dan menggambar sebagai alternatif pendekatan konsepsi pendidikan seni rupa anak usia dini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan
Kreativitas Siswa Sekolah Dasar Melalui Karya Seni Rupa Menggambar Imajinatif :
Aktivitas menggambar imajinatif memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan kreativitas mereka. Dalam proses ini, mereka belajar untuk memvisualisasikan ide-ide mereka dan menuangkan imajinasi mereka ke dalam karya seni. Ini membantu mereka mengasah keterampilan motorik halus, memperluas pandangan mereka tentang dunia, dan mendorong mereka untuk berpikir di luar batas-batas yang konvensional.
2. Katarsis
Sebagai Representasi dalam Karya Seni Rupa :
Konsep katarsis, yang secara tradisional merupakan pengalaman emosional membersihkan atau pembebasan, dapat dimanfaatkan dalam seni rupa untuk menghadirkan ekspresi emosi yang mendalam. Melalui karya seni, siswa dapat mengekspresikan perasaan mereka, baik itu kebahagiaan, kesedihan, kecemasan, atau kegembiraan. Proses ini tidak hanya memungkinkan mereka untuk mengungkapkan diri secara kreatif, tetapi juga membantu mereka memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
3. Menggambar
sebagai Alternatif Pendekatan Konsepsi Pendidikan Seni Rupa Anak Usia Dini :
Anak usia dini belajar dengan cara yang berbeda
dibandingkan dengan siswa yang lebih tua. Aktivitas menggambar memberikan
pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan perkembangan anak-anak pada usia
ini. Melalui menggambar, mereka dapat membangun keterampilan motorik halus,
mengembangkan pemahaman tentang warna, bentuk, dan ruang, serta belajar untuk
mengungkapkan diri secara visual. Pendekatan ini memungkinkan anak-anak untuk
belajar dengan cara yang menyenangkan dan alami, sambil tetap mempromosikan kreativitas
dan ekspresi diri mereka.
Dengan mengintegrasikan konsep-konsep ini dalam pendekatan pendidikan seni rupa, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang kreativitas, memperkaya pengalaman emosional siswa, dan mengembangkan keterampilan seni rupa mereka secara holistik. Ini membantu siswa dalam memahami diri mereka sendiri, dunia di sekitar mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang lebih berdaya dan kritis dalam menghadapi tantangan masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurasiyah Anas Lubis (2022) MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KARYA SENI RUPA MENGGAMBAR IMAJINATIF Vol.3.No.2 (2022)
Ernawati (2019) PSIKOLOGI
DALAM SENI : KATARIS SEBAGAI REPRESENTASI DALAM KARYA SENI RUPA Vol.2.No.2 (2019)
Rara Dini Pebrianty, Joko
Pamungkas (2023) MENGGAMBAR SEBAGAI ALTERNATIF PENDEKATAN KONSEPSI PENDIDIKAN
SENI RUPA ANAK USIA DINI Vol.7 Issue 1 (2023)
Komentar
Posting Komentar