Review 20 Jurnal Analisis Terhadap Makna Lagu-lagu Karya Idgitaf Dan Karya Tulus

Kembali lagi dengan Shafa Arafa Maulidina, Kembali menulis dan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan seni, maupun musik adalah seni itu sendiri. Saat ini sudah blog Ke-Empat saya, Sekarang saya akan membahas tentang metode dari analisis video klip lagu Idgitaf dengan judul satu-satu.

Mendengarkan musik merupakan kegiatan yang tidak hanya menghibur tetapi juga dapat meningkatkan mood dan juga dapat menjadi inspirasi. Dengan berbagai genre musik yang beragam, membawa kita yang mendengarkan terhanyut oleh alunan musik dan dapat menciptakan beragam rasa dari tiap liriknya.

Di mana dalam analisis yang pernah saya buat di Blog ke-3 saya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Di mana menurut Sugiyono (2018:213) metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat yang digunakan untuk meneliti pada kondisi ilmiah. Lalu, pada penelitian sebagai instrumen lalu teknik pengumpulan data serta dianalisis yang sifatnya kualitatif lebih menekan pada sebuah arti atau makna dari lagu tersebut. Dimana dalam penelitian ini lebih menekankan kepada interpretasi dalam teori yang sudah ada.

Apa itu lagu dan apa sih fungsinya video klip?

Secara singkat kata lagu mempunyai arti ragam suara yang berirama (Moeliono (Peny.), 2003: 624). Lalu lagu juga merupakan sebuah rangkaian dari suatu nada yang dipadukan dengan irama yang harmonis serta dilengkapi oleh syair yang membentuk sebuah harmonisasi yang indah. 

Tujuan atau fungsi utama pembuatan video klip adalah untuk menampilkan dan mempromosikan musik, dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan album. Dimana Vidio Klip Menurut Moller (2011: 34) menjelaskan bahwa video klip adalah sebuah film pendek atau video yang mendampingi alunan musik, umumnya sebuah lagu, Video klip modern berfungsi sebagai alat pemasaran untuk mempromosikan sebuah album rekaman.

Berikut adalah 20 jurnal yang telah di Review dan disatukan dalam Blog ini :

Review Jurnal 1

Penulis Jurnal          

·       Venessa Agusta Gogali (Universitas Bina Sarana Informatiks)

·       Ichsan Widi Utomo (Universitas Bina Sarana Informatika)

·       Christoper Yudha Erlangga (Universitas Bina Sarana Informatika)

Judul Jurnal             

Makna Self-Healing Dalam Lirik Lagu Satu-satu Karya Idgitaf.

Halaman Jurnal (373 – 381)

Tujuan                       

Tujuan dari penelitian untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang fenomena-fenomena yang dialami subjek penelitian, dengan menggunakan berbagai metode ilmiah untuk menggambarkan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada lingkungan alam yang khusus (Geogali & Tsabit, 2022).

Metode                      

Menurut Moelong (2005), metodologi penelitian merupakan sebuah faktor terpenting dalam melakukan penelitian Karena pada dasarnya metodologi penelitian merupakan metode ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Adapun penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif. Di mana pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang fenomena-fenomena yang dialami subjek penelitian, dengan menggunakan berbagai metode ilmiah untuk menggambarkan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada lingkungan alam yang khusus (Geogali & Tsabit, 2022).

Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Di mana menurut saussure, bahasa disamakan dengan karya musik karena keduanya memerlukan pemahaman atas keseluruhan, bukan hanya bagian individu. Saussure, tokoh pertama semiotika, mengemukakan konsep semiologi di mana tanda-tanda terbentuk dari & makna yang digabungkan (Annisa Rahmasari & Adiyanto, 2023) penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer yang merupakan lirik lagu "Satu-satu" karya Idgitaf dan data sekunder berdasarkan jurnal, buku, dan juga internet.

Data sekunder digunakan untuk menganalisis lebih dalam makna self healing dalam lirik lagu tersebut. Analisis lirik lagu "Satu-satu" dilakukan melalui pendekatan analisis teks dengan memisahkan setiap bait dan menganalisisnya menggunakan teori dari Ferdinand De Saussure.

Hasil Penelitian        

Brigitta Sriulina Beru Meliala yang lahir di Jakarta, 15 Mei 2001, dikenal dengan nama panggung idgitaf, adalah penyanyi - penulis lagu dan konten kreator yang berdarah suku Batak. panggilan akrabnya merupakan alumni Universitas Indonesia yang merupakan lulusan sarjana fakultas ilmu pengetahuan budaya pada program studi bahasa Korea. Memulai karir bernyanyi di tahun 2021 sebagai konten kreator dan penyanyi dengan mengeluarkan single lagu "Terpikat Senyummu" yang sempat populer dan viral di tik tok merupakan langkah awal kita menjadi seorang penyanyi yang kini menciptakan lagu-lagu dengan lirik-lirik yang relate dengan kehidupan, kesehatan mental dan masalah pada generasi Z. Idgitaf juga merilis lagu populer seperti "Takut", "Semoga sembuh", dan "Satu-satu" hasil karya yang lirik lagunya ia tulis sendiri.

Pada penelitian ini penulis meneliti lirik lagu "Satu-satu" karya Idgitaf yang ia tulis dan ia nyanyikan sendiri dalam lirik lagu ini penulis menemukan beberapa kalimat yang jadi penanda dan penanda dalam penelitian menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de saussure, penulis membagi beberapa kalimat dalam lirik "Satu-satu" karya kita dianalisis menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de saussure serta membagikan kalimat yang menjadi signifer dan signified.

Kesimpulan

Dengan pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure sangat tepat untuk mengkonstrusi adanya makna penanda dan petanda yang sangat jelas. Makna dari setiap bait dilirik "Satu-satu" sangat jelas jika diteliti melalui pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure. Makna self-healing pada lagu "Satu-satu" Karya Idgitaf adalah proses Self-healing merupakan proses yang tidak mudah, tetapi dapat dilakukan dengan bantuan dan dukungan dari orang lain. Proses ini membutuhkan waktu dan usaha, tetapi seseorang yang telah melewati proses ini akan merasa lebih baik dan lebih bahagia.

Berikut merupakan poin penting dari makna Self-healing pada lagu tersebut :

1.   Masa lalu tidak bisa diubah, tetapi menjadi pembelajaran hidup.

2.   Tidak harus memaafkan orang yang telah menyakiti, tetapi seseorang bisa melepaskan rasa marah dan dendam untuk proses Self-healing.

3.   Dukungan dari orang lain dapat membantu untuk sembuh dari luka batin.

4.   Segala sesuatu butuh waktu, proses dan kesabaran tidak menyerah dalam proses Self-healing.

 Di mana pada lagu "Satu-satu" dapat menjadi inspirasi bagi seseorang yang sedang berjuang untuk menyembuhkan diri dari masa lalu. Lirik lagu ini mengingatkan bahwa di dunia ini tidak ada yang sendirian dan bawa ada harapan untuk masa depan yang lebih baik.

 Review Jurnal 2

 Penulis Jurnal

·     Ayu Yuliani

·     Shafira Amalia Muflihah


Judul Jurnal 

Analisis Makna Lagu “Takut” oleh Idgitaf Album Semoga Sembuh

Halaman Jurnal (118-125)

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa dan menjelaskan mengenai makna yang ada di dalam lirik lagu “takut” dalam album semoga sembuh.Yang dinyanyikan oleh Idgitaf dengan menggunakan metode studi pustaka. Dalam penelitian ini menghasilkan sebuah makna dalam lirik lagu yang berisikan berbagai ketakutan dalam fase dewasa. Dalam lagu “takut” juga terdapat gaya bahasa penegasan. Selain itu, periset tertarik untuk mengenali majas apa yang terkandung dalam lirik lagu itu,karena dalam lirik lagu ini memiliki makna dan harapan yang mau di informasikan secara langsung dan tidak langsung.

Metode

Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Sumber data yang diperoleh menggunakan metode studi pustaka. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan dan ditemukan pengetahuan, teori, untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam kehidupan manusia (Sugiyono: 2012).

Penelitian kualitatif dilakukan untuk memberikan penjelasan yang mengkonstruksi suatu teori yang berkaitan dengan fenomena. Penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif. Analisis lagu “takut” teks secara keseluruhan lalu diklasifikasikan berupa uraian dan penjelasan mengenai makna lagu perbait dan gaya bahasa penegasan.

Hasil Penelitian        

Hasil penelitian dan pembahasan Lagu berjudul “takut” karya Idgitaf ini menceritakan tentang seorang remaja yang mulai memasuki fase dewasa. Dihantui rasa ketakutan, sehingga kehilangan rasa percaya diri. Banyak kehidupan dalam lagu ini dan merefleksikan segala bentuk masalah. Didalam lagu ini juga mengajak para pendengar menormalisasikan kekhawatiran dan ketakutan sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1.   Berdasarkan hasil analisis makna pada lirik lagu idgitaf yang berjudul “takut” oleh album semoga sembuh dapat disimpulkan bahwa makna dari keseluruhan lirik lagu “takut” yaitu rasa takut dan khawatir akan masa depan. Ketika menyadari bahwa rasa takut adalah temanmu, bukan musuhmu. Rasa takut yang berkembang mengantarkanmu sampai jadi berani dan percaya diri. Ketika kamu mampu mengatasi rasa ketakutan, maka sepenuh jiwamu akan merasa kebebasan.

 

2.   Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa penegasan dalam lirik lagu “takut”. Terdapat gaya bahasa repetisi yang merupakan pengulangan kata atau kalimat. Di Dalam bait ke III terdapat pengulangan kata “Takut” menegaskan adanya rasa ketakutan dalam fase dewasa. Lalu didalam bait IX terdapat pengulangan kata “aku”menegaskan telah melalui fase dewasa, sadar akan posisi nya sudah dewasa dan banyak kekecewaan dalam fase dewasa.

Review Jurnal 3

Penulis Jurnal          

Indah Kusuma Damayanti

Judul Jurnal 

Makna Terhadap Mitos dalam Lirik Lagu “Takut” Karya Idgitaf :

Kajian Semiotika Roland Barthes.

Halaman Jurnal (31 – 35)

Tujuan           

Lagu merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan maupun perasaan. Melalui liriknya seseorang dapat mengekspesikan sesuatu hal yang telah ia lihat, dengar, maupun alami. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penulis melakukan permainan kata untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan dalam lirik lagu yang diciptakannya.

Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, yaitu pemerolehan data ditempuh melalui penelusuran berbagai sumber yang diprediksi memuat data yang diperlukan dalam kajian ini. Peneliti tidak melakukan wawancara dengan pihak terkait karena di dalam semiotika dokumen berupa lirik lagu akan dianalisis secara mendalam berdasarkan penafsiran dari peneliti. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data pokok atau data utama.

Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah lirik lagu “Takut” karya Idgitaf. Dalam penelitian ini, lirik lagu yang diambil adalah lirik lagu yang mengandung makna denotatif, konotatif, serta mitos. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber lain, seperti data dokumentasi, buku-buku, dan internet yang peneliti gunakan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotika Barthes untuk mengungkapkan makna denotasi, konotasi, serta mitos dalam lirik lagu “Takut” karya Idgitaf.

Hasil Penelitian        

Lagu “Takut” karya idgitaf ini bercerita tentang kekhawatiran dan ketakutan yang dialami manusia difase kehidupan usia dewasa.Lirik lagu tersebut dianalisis dengan menggunakan teori semiotika dari Barthes yang digunakan untuk mengungkapkan makna denotasi, konotasi, dan mitos.

Jika dilihat dari makna denotasi, lirik lagu “Takut” dalam bait 1 menceritakan mengenai sosok “ku”. Hal tersebut daat dilihat dalam baris ke tiga “Ambisiku bergejolak” dan baris ke lima “Banyak mimpi-mimpi yang 'kan kukejar”. Sosok “ku” merujuk pada “aku”. Sosok “aku” digambarkan memiliki ambisi yang begejolak, antusias yang tak karuan, serta banyak mimpi yang ingin ia kejar.

Namun, sosok “ku” kebingungan harus memulai semuanya dari mana. Sedangkan makna konotasi dalam bait 2 adalah sebagai berikut: “kepala” merupakan bagian dari tubuh, sedangkan makna dari “kepala dua” bukan berarti jumlah kepala yang lebih dari satu, namun melainkan “kepala dua” merujuk pada umur yang menginjak usia 20 tahun. Ketika seseorang berada di umur 20 tahun diyakini merupakan umur yang mulai bertemu dengan kehidupan yang sesungguhnya.

Oleh sebab itu di usia inilah segala target, ambisi, mimpi, dan apapun yang sedang diperjuangkan mulai meminta untuk dibuktikan, karena seseorang tersebut sudah legal untuk mengambil keputusan sesuai kehendak dan konsekuensinya. Namun, dijelaskan dalam penggalan lirik dalam bait 1 bahwa orang yang baru menginjak usia legal ini masih kebingungan memulai langkahnya dari mana.

Makna denotasi dalam penggalan lirik lagu “Takut” pada bait 2 adalah mengenai ketakutan sosok “aku”. Sosok “aku” takut bertambah dewasa, takut kecewa, takut masa dewasa tak seindah yang sosok “aku” kira dan takut bahwa sosok “aku” tidak sekuat yang ia kira. Sedangkan makna konotasi dari penggalan lirik diatas adalah adalah ketakutan dan kekhawatiran seseorang untuk beranjak dewasa. Ia takut dan khawatir bahwa ketika seseorang bertambah dewasa maka segala ekspektasi ketika ia kecil/ remaja mengenai konsep “dewasa” yang indah akan musnah. Sejatinya, ketika seseorang seemakin dewasa, maka semakin besar juga tanggung jawab yang diembannya. Maka ia takut bahwa ia tidak mampu memikul tanggung jawab yang dimilikinya dan menyebabkan ia kecewa.

Dalam penggalan lirik lagu yang terdapat dalam bait 3, makna denotasinya adalah digambarkannya sosok “ku”. Sosok “ku” merujuk pada “aku” yang bertanya mengenai apa yang akan sosok “ku” kejar selanjutnya. Makna konotasi dalam dbait 3 ditandai dengan ungkapan “pertengahan dua lima” yang merujuk pada usia 25 tahun. Sedangkan “mimpi yang terkubur” merujuk pada segala keinginan yang diimpikan sewaktu kecil/ remaja terpaksa dilepaskan demi hal lain, bahkan hal tersebut sampai menyita waktu tidur yang dimilikinya. Selanjutnya ia khawatir karena ia tidak mengetahui apa langkah selanjutnya yang ia akan ambil, ambisi apalagi yang ingin ia raih, sedangkan ambisi yang diinginkannya ketika kecil/ remaja saja harus ia tinggalkan.    

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan makna denotasi pada lirik lagu “Takut” karya Idgitaf mengacu kepada keresahan/ kekhawatiran yang dialami oleh sosok “ku” atau “aku”. Sedangkan makna konotasi pada lirik lagu “Takut” karya Idgitaf adalah megenai kekhawatiran yang dialami oleh manusia usia dewasa awal (20 tahun). Kekhawatiran tersebut dimulai dari takutnya memulai sesuatu dan takut ketika mengambil suatu keputusan padahal ambisi yang ingin dicapai tidaklah sedikit.

Selanjutnya kekhawatiran yang dimilikinya merambah pada rasa takut dan resah bahwa ketika dewasa tidaklah sesuai dengan ekspektasi ketika kecil/ remaja. Bahkan ketika memasuki usia 25 kekhawatiran dan keresahan yang dialaminya tidaklah hilang, malah memunculkan kekhawatiran yang baru, yaitu kekhawatiran mengenai tuntutan mengenai pencapaian yang harus didapatkan ketika menginjak usia 25 tahun.

Sedangkan mitos yang berkembang di masyarakat adalah adanya kayakinan bahwa seseoarang yang berada diusia remaja harusalah sudah dapat mengambil keputusan sendiri karena sudah legal secara hukum, selanjutnya seseorang yang berada di usia dewasa awal diyakini masih memiliki mental yang kurang stabil, dan mitos terakhir adalah adanya tuntutan usia ideal mengenai usia pernikahan yaitu usia 21-25 tahun.


Review Jurnal 4

Penulis Jurnal

·     Hanifah Rahmanita

·     Ismandianto


Judul Jurnal 

Analisis resepsi audiens mengenai Quarter Life Crisis pada lagu "Takut" Karya Idgitaf

Halaman Jurnal (63 - 71)

Tujuan           

Lagu ini menceritakan bagaimana ketakutan untuk menjadi dewasa, akan tetapi harus tetap melangkah demi meraih mimpi-mimpinya. Kondisi inilah yang disebut sebagai quarter life crisis. khalayak yang mendengarkan lagu ini menciptakan pemaknaan yang berbeda sesuai latar belakang yang dimiliki. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang berfokus pada analisis resepsi. Adapun data penelitian diperoleh dengan cara melalui proses observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi dengan delapan orang informan yang dipilih dengan teknik purposive. Hasil penelitian yang pertama menunjukkan bahwa tujuh dari delapan informan meresepsi atau setuju dengan pesan yang disampaikan (dominant) mengenai quarter life crisis pada lagu “Takut” karya Idgitaf. Kedua, beberapa informan yang setuju dengan pesan yang disampaikan dalam lagu tersebut, memberikan beberapa pengecualian (negotiated). Kemudian yang ketiga, pada penelitian ini terdapat tiga dari delapan informan yang berada dalam posisi menolak (oppositional) dari beberapa pesan quarter life crisis pada lagu tersebut, berdasarkan referensi yang mereka miliki.

Metode

Secara metodologis, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dikenal dengan penelitian deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan pengumpulan data yang mendalam, penelitian kualitatif berusaha memberikan penjelasan yang menyeluruh tentang fenomena tersebut. (Kriyantono, 2014).

Lokasi penelitian dilaksanakan di Pekanbaru yaitu audience dari lagu “Takut” karya Idgitaf di Pekanbaru serta remaja dewasa hingga dewasa usia 20-30 tahun di Pekanbaru dengan unit analisis individu yang dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sedangkan waktu penelitian dilakukan adalah 8 bulan dimulai Februari hingga September 2022.

Karena mengumpulkan informasi yang relevan adalah tujuan utama dari setiap studi, prosedur pengumpulan data menjadi pusat perhatian. Peneliti tidak akan mendapatkan data yang sesuai dengan kriteria tanpa pengetahuan sebelumnya. Metode yang dapat diterima diperlukan untuk menghasilkan data yang diperlukanuntuk penyelidikan ini.

Hasil Penelitian        

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seriap informan memiliki penerimaan yang berbeda- beda terhadap fenomena quarter life crisis pada lagu “Takut” karya Idgitaf yang membuat informan terbagi pada pola pemikiran yaitu dominant reading, negotiated reading, dan opposional reading. Cara informan meresepsi hal-hal dalam latar belakang seperti usia, pendidikan dan pengalaman mempengaruhi informan saat memaknai sebuah pesan. Minat informan dalam aspek tentunya juga dapat mempengaruhi penerimaan informan tersebut mengenai quarter life crisis dalam lagu “Takut” karya Idgitaf. Analisis Resepsi Audience mengenai Quarter Life Crisis pada Lagu “Takut” Karya Idgitaf Dengan menggunakan metode encoding-decoding, metode ini mengkaji bagaimana audiens target menginterpretasikan sebuah pesan atau materi media. Paradigma komunikasi pengodean pengodean yang disarankan Stuart Hall hanya menegaskan bahwa penerima bebas untuk menetapkan makna yang berbeda pada penyandian daripada yang dimaksudkan pengiri.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian analisis resepsi audience mengenai quarter life crisis pada lagu “Takut” karya Idgitaf dapat diambil beberapa kesimpulan. Penelitian ini diwakili oleh delapan orang informan dari Psikolog, mahasiswa psikologi, mahasiswa umum, dan masyarakat umum. Kedelapan informan ini memiliki pola pemikiran atau resepsi yang berbeda mengenai quarter life crisis pada lagu “Takut” karya Idgitaf. Penerimaan informan pada pesan mengenai quarter life crisis meliputi posisi dominant, negotiated dan oppositional reading. Resepsi yang diberikan berdasarkan faktor-faktor tertentu.


Review Jurnal 5 

Penulis Jurnal

Susilawati

Judul Jurnal 

Makna Ketuhanan dalam Lirik Lagu “Kasur Tidur” Karya Idgitaf.

Halaman Jurnal (54–63)

Tujuan           

Tujuan penelitian untuk mengetahui makna ketuhanan dalam lirik lagu “Kasur Tidur” karya Idgitaf dengan menggunakan semiotika Roland Barthes mengenai makna, denotasi, konotasi, dan mitos. Metode penelitian digunakan kualitatif analisis interpretatif. Data dalam penelitian ini berupa bagian lirik lagu “Kasur Tidur” karya Idgitaf yang mengandung makna ketuhanan.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan perspektif interpretatif. Data primer dalam penelitian ini adalah lirik lagu “Kasur Tidur” karya Idgitaf. Lalu, digunakan pula data sekunder berupa studi kepustakaan dari berbagai sumber dan literatur, seperti buku-buku, jurnal, dan media tambahan seperti internet. Kartu data digunakan sebagai instrumen untuk mengelompokkan data yang diperoleh. Data diperoleh dengan menggunakan teknik simak dan catat sebagai sarana pengumpulan data (Mujtahidin & Oktarianto, 2022; Ramanda, Akbar, & Wirasti, 2019).

Tahapan analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan empat langkah. Langkah pertama, memahami lagu secara saksama memerhatikan baik-baik alur lagu kasur tidur untuk memahami makna yang tersirat yang disampaikan penyanyi lagu tersebut kepada pendengarnya. Langkah kedua, melakukan pencatatan data yang didapat yakni lirik lagu yang menunjukkan tanda dan makna ketuhanan. Langkah ketiga, melakukan pengelompokan dengan membagi menjadi tiga yakni denotasi, konotasi, dan mitos. Langkah keempat, menggabungkan hasil data yang diperoleh untuk mendapat sebuah simpulan makna ketuhanan dalam lirik lagu Kasur Tidur karya Idgitaf.

Hasil Penelitian        

Berdasarkan hasil analisis terhadap lirik lagu Kasur Tidur karya Idgitaf, ditemukan beberapa data yang mengandung makna ketuhanan. Makna ketuhanan yang terkandung dalam lirik lagu tersebut berkaitan dengan bentuk utuh dari kesatuan ujaran yang dapat dijelaskan dengan mengungkap makna denotasi, konotasi, dan mitos dari bagian-bagian liriknya.

Makna Denotasi

Dalam lirik lagu “Kasur Tidur” ada beberapa frasa, kata, dan kalimat yang perlu diketahui makna denotasinya, seperti kata membasuhkan, serupa, benak, bangkit, dan peluk aku saat meringkuk sendirian. Makna denotasi kata membasuhkan dalam KBBI artinya adalah mencuci atau membersihkan. Kata serupa artinya sama rupanya, bentuknya, warnanya, semacam seragam. Kata benak berarti isi kepala atau otak. Kata bangkit artinya bangun dari tidur, duduk, lalu berdiri. Kalimat peluk aku saat meringkuk sendirian adalah penulis lagu ingin ada yang memeluk dirinya di saat sendirian, di mana yang dimaksud penulis lagu adalah Tuhan.

Makna Konotasi

Dari keseluruhan lirik dalam “Kasur Tidur” menyatakan lelahnya seseorang dalam menjalani kehidupan sehingga saat pulang ke rumah butuh sebuah pelukan seseorang, tetapi yang hanya ada kasur tidur di kamar yang menyambut, ibaratkan hanya Tuhan yang menyambutmu saat lelah dirimu. Peran kasur tidur di kamar diibaratkan Tuhan yang setia mendengarkan segala doa dan keluhan hamba-Nya. Idgitaf juga seakan hendak menyampaikan pesan bahwa Tuhan yang diibaratkan seperti kasur tidur itu tidak ada yang bisa menggantikan; perannya selalu ada dalam setiap hamba-Nya memberi rasa nyaman dan aman.

Makna Mitos

Makna mitos dalam lirik lagu “Kasur Tidur” yakni penyanyi lagu tersebut ingin menyampaikan bahwa tidak ada yang sesetia kasur tidur, yang setia setiap saat mendengarkan segala keluh kesah ibaratkan Tuhan. Makna-makna di atas merupakan wawasan yang diperoleh berdasarkan enam data dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lirik lagu “Kasur Tidur” karya Idgitaf memiliki makna ketuhanan yang terkandung dalam makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam beberapa bagian liriknya. Makna ketuhanan disematkan dalam perumpamaan kasur sebagai tempat tidur.

Manusia umumnya tidak mampu lepas dari tempat tidur sebagai tempat istirahat, terutama aktivitas tidur yang memakan sepertiga waktu setiap manusia setiap dua puluh empat jam. Banyaknya waktu serta perannya yang sangat penting untuk mengobati diri secara fisik dan psikis menjadikan kasur tidur sebagai sebuah perumpamaan nilai ketuhanan yang sederhana. Tuhan merupakan entitas yang selalu ada untuk manusia, selalu menjadi tempat kembali, dan merupakan obat bagi segala cobaan hidup di dunia.

Review Jurnal 6

Penulis Jurnal

·     Alemina Br. Perangin-angin

·     Fikry Prastya Syahputra

·     Widya Andayani

·     Zurriyati A. Jalil

Judul Jurnal 

Semiotic Analysis of Overthinking in Music Vidio Takut by Idgitaf

Halaman Jurnal (1 – 8)

Tujuan           

Overthinking adalah salah satu masalah besar bagi kaum muda saat ini. Perilisan video musik Takut oleh Idgitaf sangat relatable dengan fenomena overthinking yang terjadi pada anak muda.   Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi overthinking dalam video musik Takut karya Idgitaf.  Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah kualitatif dan teori Roland Barthes untuk mengidentifikasi mitos, denotasi, dan makna konotasi dalam video.

Metode

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian pada kondisi alamiah yang tidak menggunakan kuantum atau kuantitas dan berfokus pada makna di balik data yang diamati (Sugiono, 2013). Penelitian ini menggunakan metode analisis (content analysis).

Menurut (Nugrahani, 2014), Analisis isi dokumen (content analysis) adalah suatu teknik data yang memanfaatkan catatan, arsip, gambar, lirik, dan dokumen lainnya. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang digunakan untuk memberikan penjelasan dan deskripsi terhadap data.

Penelitian ini hanya dapat dianalisis dengan teknik jawaban dan deskriptif dengan data berupa gambar, lirik lagu, pernyataan, dan gagasan. Sumber datanya adalah video musik Takut karya Idgitaf yang diunggah di YouTube pada tanggal 1 Oktober 2021. Video musik ini memiliki tanda-tanda visual dan verbal yang berkorelasi dengan fenomena overthinking yang terjadi saat ini. Misalnya dalam video ini, seorang gadis duduk sendirian merayakan ulang tahunnya yang ke-25. Arti dari gadis yang duduk sendirian yang kita ketahui adalah dia merasa takut dan khawatir akan bertambahnya usia.

Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda yang digunakan dan menemukan makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam video musik Takut karya Idgitaf. Ada beberapa langkah untuk mengetahui tanda-tanda, denotasi, konotasi, dan makna mitos dalam video musik tersebut.

Dari Takut karya Idgitaf, seperti menonton video musik Takut karya Idgitaf secara berulang-ulang sambil men-screenshot setiap adegan yang mempunyai tanda, menuliskan konotasi dan denotasi dari tanda-tanda yang ditemukan serta mengklasifikasikan tanda, definisi, dan makna denotasi berdasarkan teori dari Roland Barthes. Data yang diambil dari video musik Takut karya Idgitaf diamati dari setiap adegan dan lirik lagu

Hasil Penelitian          

Penelitian ini hanya dapat dianalisis dengan teknik jawaban dan deskriptif dengan data berupa gambar, lirik lagu, pernyataan, dan gagasan. Sumber datanya adalah video musik Takut karya Idgitaf yang diunggah di YouTube pada tanggal 1 Oktober 2021. Video musik ini memiliki tanda-tanda visual dan verbal yang berkorelasi dengan fenomena overthinking yang terjadi saat ini. Misalnya dalam video ini, seorang gadis duduk sendirian merayakan ulang tahunnya yang ke-25. Arti dari gadis yang duduk sendirian yang kita ketahui adalah dia merasa takut dan khawatir akan bertambahnya usia.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas, penulis menemukan tanda-tanda yang menunjukkan sikap overthinking secara visual melalui adegan-adegan dalam video musik dan secara verbal melalui lirik lagu. Setelah disimak dan dianalisa dengan seksama, terdapat empat adegan utama yang mewakili sikap overthinking, yaitu Adegan 1 adalah fase overthinking pada usia 20 tahun, Adegan 2 adalah fase overthinking pada usia 25 tahun, Adegan 3 adalah fase overthinking pada usia 25 tahun, Adegan 3 adalah fase overthinking pada usia 25 tahun.

Usia 27 tahun, dan Adegan 4 merupakan fase overthinking dan solusinya yang terjadi pada usia 30 tahun. Setiap adegan dianalisis menggunakan teori Barthes dengan mengidentifikasi tanda-Tanda visual dan verbal, yang kemudian dicari makna denotasi, konotasi, dan mitos.

Video musik Takut karya Idgitaf menyajikan pesan overthinking dikalangan generasi muda saat ini dan cara mengatasinya terlihat pada tanda-tanda pada adegan 4. Dengan demikian, penelitian ini mengungkap bagaimana video musik Takut karya Idgitaf dapat mewakili sikap overthinking dan cara mengatasinya agar orang tertarik menonton atau mendengarkan lagu ini untuk mengurangi dan menormalkan rasa khawatir dan takut terhadap suatu hal.

Review Jurnal 7

Penulis Jurnal

·     Irwanda Ridho Rizki

·     Rino Andreas

Judul Jurnal 

Representasi masyarakat urban dalam video klip "Takut" Karya Idgitaf (Analisis Semiotika Roland Barthes)

Halaman Jurnal (1 – 31)

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan representasi kehidupan masyarakat urban pada video klip Idgitaf – Takut. Objek yang diteliti adalah video klip Idgitaf – Takut karena dalam video klip tersebut menampilkan representasi masyarakat urban di Kota Jakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap seperti apa representasi masyarakat urban yang ditunjukkan dalam video klip Idgitaf – Takut.

Metode

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memberikan deskripsi yang sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan karakteristik objek tertentu (Kriyantono, 2006). Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang makna dan aspek pengalaman dalam kehidupan manusia dan dunia sosial (Fossey, Harvey, McDermott, & Davidson, 2002). Penelitian kualitatif mempunyai sifat deskriptif, sehingga data yang terkumpul adalah kata-kata atau gambar (Soegiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika Barthes.

Penelitian dengan pola paradigma kritis mengungkap dan menganalisis realitas 10 sosial dengan membahas kesenjangan hubungan sosial yang ada. Penelitian kritis didasarkan pada perspektif teori kritis dan asumsi yang dibangunnya (Halik, 2018). Menurut Lather, ilmu sosial kritis mempunyai komitmen etis untuk mengkritik keadaan saat ini atau status quo dan menciptakan masyarakat yang lebih adil (Muhadjir, 2001). Pendekatan Intertekstualitas juga digunakan untuk memahami bahwa sebuah teks merupakan bagian dari teks-teks lain. Intertekstualitas juga melihat bahwa teks dibentuk berdasarkan sumber tertulis dan tidak tertulis. Teks-teks rujukan yang menjadi sumber disaring berdasarkan motif penulis.

Hasil Penelitian        

Di dalam bagian ini peneliti meninjau hasil dan diskusi representasi masyarakat urban dalam video klip Idgitaf - Takut. Berikut hasil analisis menggunakan tiga tahap semiotika Barthes yaitu denotasi, konotasi, dan mitos atau ideologi.

Lagu Takut karya Idgitaf menceritakan seorang remaja yang takut menjadi dewasa karena bingung memilih langkah serta menentukan arah dan tujuan dari banyak hal yang dia mimpikan. Rasa takut menjadi dewasa ini juga muncul karena pola pikir remaja yang belum dewasa.

Makna dari lagu Takut karya Idgitaf juga didukung dengan video klip yang memperlihatkan kehidupan orang-orang dewasa di Kota Jakarta. Dalam video klip Idgitaf - Takut, orang-orang yang sudah dewasa digambarkan sebagai orangorang yang sudah mandiri atau sudah bekerja. Penggabungan antara lagu serta video klip tersebut seakan menceritakan bahwa orang-orang yang sudah dewasa ini adalah 12 orang-orang yang dulunya mengalami ketakutan yang sama, namun pada akhirnya harus mereka hadapi meskipun pekerjaan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan mimpimimpinya pada saat remaja dulu.

Kesimpulan

Bahwa dalam Kawasan perkotaan atau urban memang didesain sebagai kawasan ekonomi yang didominasi oleh masyarakat urban kelas pekerja sehingga sering diposisikan sebagai komponen ekonomi, maka infrastruktur yang dibangun harus mendukung pertumbuhan ekonomi disana. Maka pada video klip Idgitaf – Takut, kehidupan masyarakat urban direpresentasikan dengan suatu masyarakat yang difasilitasi oleh berbagai infrastruktur yang modern untuk menjalankan aktivitas ekonomi sehari-hari.

Simbol modernitas Kota Jakarta dapat terlihat dari banyaknya bangunan gedung kantor, gedung-gedung besar, pusat perbelanjaan, MRT, ruang publik, ruang terbuka hijau, transportasi umum, jalan raya dan jalan layang, serta infrastruktur yang lain. Namun seiring dengan berbagai kemajuan tersebut, disatu sisi muncul fenomena seperti kesenjangan, kemiskinan, polusi udara, kemacetan, alienasi, konsumerisme, dll. Masyarakat Jakarta kemudian ikut berkembang menjadi masyarakat urban yang modern.

Oleh karena itu, muncul gambaran bahwa penduduk Kota Jakarta adalah masyarakat urban metropolitan modern. Namun perlu diingat bahwa representasi dalam video klip Takut karya Idgitaf merupakan realitas yang sudah terdistorsi. Video klip tersebut sudah dibingkai sedemikian rupa, melewati proses kreatif berupa penambahan dan pengurangan sehingga membentuk wacana kehidupan masyarakat urban.

Review Jurnal 8

Penulis Jurnal

Ghea Pradita Ratunis

Judul Jurnal 

Representasi makna kesendirian pada lirik lagu “Ruang Sendiri” karya Tulus.

Halaman Jurnal (50-58)

Tujuan           

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna kesendirian pada lirik lagu “Ruang Sendiri” karya Tulus melalui analisis semiotika Roland Barthes. Adapun makna yang diungkapkan adalah makna denotasi, konotasi, dan mitos. Dalam kajian ini digunakan teori semiotika Roland Barthes untuk menjelaskan denotasi, konotasi, dan mitos dari makna “kesendirian” yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.

Metode

Pada Metode     penelitian     kualitatif ini sendiri  merupakan  metode  penelitian  yang memiliki  cara  berpikir  induktif,  yaitu  cara berpikir  dari  khusus  ke  umum.  Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal, dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik (Sangadji & Sopiah, 2016, p.26).  Penelitian kualitatif   merupakan sebuah pendekatan untuk  mengeksplorasi  dan  memahami  hal-hal   yang   dipahami oleh individu   ataupun kelompok  terhadap  permasalahan  sosial  atau permasalahan kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini memunculkan pertanyaan- pertanyaan dan prosedur-prosedur. Pengumpulan data diperoleh dari lingkungan partisipan. Data   analisis   diperoleh   dengan pemikiran  induktif,  serta  peneliti  membuat interpretasi dari data yang dimaknai. Laporan penelitian  kualitatif  memiliki  struktur  yang fleksibel.

Hasil Penelitian        

Dimana dalam Hasil kajian semiotika terhadap lirik lagu "Ruang Sendiri" sebagai berikut, makna denotasi dari lirik lagu "Ruang Sendiri" adalah keinginan penulis lagu merasakan rasanya sendiri, bebas, dan tanpa kekasih bersamanya. Konotasinya penulis merasa adanya rasa bosan terhadap pasangannya, tidak tahu lagi bagaimana perasaannya kepada pasangannya. Makna mitosnya, pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa kesendirian, waktu untuk melakukan hal sendiri, tidak selalu dengan pasangannya merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap orang yang sedang menjalin hubungan percintaan.

Kesimpulan

Di dalam kesimpulan pada Jurnal ini Roland Barthes mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek sebuah makna yang harus dianalisis dari sebuah ungkapan, yang di mana maknanya itu denotasi, yang merupakan makna sebenarnya (terdapat dalam kamus) ; makna konotasi yaitu merupakan makna yang bersifat subjektif dan emosional daripada makna denotasi tersebut dan juga makna mitos yang memberikan kebenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku pada periode tertentu. Makna 'kesendirian' pada lirik lagu dalam penelitian ini dianalisis secara semiotika sesuai dengan pemikiran Roland barthes. Gimana penelitian menganalisis makna 'kesendirian' yang terdapat pada lirik lagu Ruang sendiri melalui bait-bait di dalam lagu.

Review Jurnal 9

Penulis Jurnal

•   Muflikhah Ulya

•   Ummi Fadlilah

•   Mufidatur Rofiqoh 

Judul Jurnal 

An Analisys of language style in the song lyrics of "Manusia Kuat" Tulus : A STYLISTIC STUDY

Halaman Jurnal (12-18)

Tujuan           

Kajian  gaya  bahasa  dalam  lagu  menjadi  sebuah  analisis  yang  menekankan  bagaimana  pesan pengarang  dalam  lirik  lagu  dapat  tersampaikan.  Penelitian  ini  berfokus  untuk  menganalisis  dan mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu “Manusia Kuat” karya Tulus. Selain itu, penelitian ini juga mengungkap makna dari setiap gaya Bahasa yang terkandung dalam  lirik  lagu.

Metode

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif menggunakan teori studi gaya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti objek studi ilmiah di mana peneliti adalah instrumen utama dalam proses penelitian (Tiva, F., & Danu, A. K, 2018). Dalam hal ini, para peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang disajikan dalam bentuk deskriptif. Dalam proses penelitian deskriptif kualitatif, peneliti menampilkan hasil data sesuai dengan apa yang telah dianalisis tanpa manipulasi atau pengobatan lainnya.

Hasil Penelitian        

Studi sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini dapat digunakan sebagai titik awal dalam melakukan penelitian, mengetahui perbandingan, dan relevansinya menggunakan penelitian ini. Studi sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini termasuk yang berikut.Tiva dan Danu (2018) dalam penelitian mereka membahas studi tentang stylistics dalam lirik lagu menggunakan teori yang diusulkan oleh Tarigan.

Mereka menemukan gaya bahasa metaforis untuk mendominasi album musik "momen" Maudi Ayunda. Menurut mereka, gaya bahasa metaforis menunjukkan unsur puitis sebagai bentuk ekspresi perasaan penulis pada saat -saat dalam hidupnya. Selain itu, peneliti juga menemukan diksi yang mendominasi album "Moment".

Diksi yang paling banyak digunakan adalah diksi abstrak. Menurut para peneliti, penggunaan diksi abstrak bertujuan untuk menyampaikan perasaan terhadap pembaca atau pendengar. Di akhir diskusi, peneliti menyatakan harapannya bahwa hasil penelitiannya dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian tentang gaya bahasa dan diksi dalam lagu

Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan diskusi gaya bahasa dalam lirik lagu "Manusia Kuat" oleh Tulus, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis bahasa yang diharapkan untuk memotivasi pendengar. Ada 4 gaya bahasa dalam lirik lagu "Manusia Kuat" yang dibagi menjadi 3 hiperbola, 3 antitesis, 3 pengulangan, dan 1 klimaks. Jenis gaya bahasa pengulangan yang ditemukan dalam lagu itu termasuk pengulangan epistrope dan anadiplosis. Dari data, dapat dilihat bahwa gaya 4 bahasa dimasukkan ke dalam 3 pengelompokan bahasa kiasan, itu adalah perbandingan, kontras, dan penegasan. Selain itu, makna yang terkandung dalam lirik lagu dapat memotivasi setiap pendengar di mana liriknya menceritakan tentang pencapaian mimpi seseorang yang tidak akan dihancurkan oleh perlakuan dan pendapat orang lain. Selama seseorang percaya pada mimpinya, tentunya itu akan menjadi kenyataan meskipun banyak masalah datang untuk menghalangi mereka.

Review Jurnal 10

Penulis Jurnal

·     Alwafa Shandy Hermawan

·     Rini Damayanti

Judul Jurnal 

Semiotika dalam lirik lagu "Interaksi" karya Tulus

Halaman Jurnal (50-56)

Tujuan           
Tujuan dari pembuatan kajian dari  jurnal ini yaitu untuk mengungkapkan bahwa makna denotasi kata "interaksi" dari lirik lagu "interaksi" berarti sebuah hubungan cinta kasih, yang memposisikan Tulus sebagai seorang yang mengharapkan jatuh cinta dengan orang yang disukai. Makna, konotasi yang didapat berkaitan dengan makna mitos yang ada di dalam lirik lagu ini. Di mana analisis keseluruhan dari lirik lagu mengungkapkan arti dari mitos yaitu tulus ingin menyampaikan bahwa ekspektasi merupakan hal yang dibutuhkan setiap orang yang sedang menjalani hubungan percintaan.

Metode

Pada sebuah penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui makna pada lirik lagu 'interaksi' ciptaan Tulus. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif interpretatif. Di mana dalam metode penelitian kualitatif merupakan metode berpikir induktif yaitu metode penelitian yang memiliki pola pikir umum ke khusus. Menurut Strauss dan Corbin (Afrizal, 2016), penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara rinci. Oleh karena itu, metode penelitian kualitatif harus dianalisis menggunakan data. Survei ini merupakan jenis survei yang tidak memberikan hasil melalui metode statistik atau perhitungan lainnya. Paradigma interpretatif memperhitungkan kebenaran yang subjektif dan diciptakan oleh partisipan. Dalam hal ini penelitian tampil sebagai salah satu partisipannya.

Dalam studi yang menggunakan paradigma interpretatif memiliki sedikit objektivitas absolut sehingga objektivitas kurang penting (West & Turner, 2008). Namun penelitian ini tidak bergantung pada testimonal peserta karena penilaian eksternal peneliti. Di sisi lain pendekatan biotik memungkinkan kita untuk menginterpretasikan secara mendalam & makna yang terkandung dalam lirik lagu yang saling berinteraksi, jelaskan makna dari tanda-tanda yang ada.

Hasil Penelitian        

Lirik   lagu   "Interaksi"   mengandung beberapa  kata,  frasa,  dan  frasa  yang perlu diungkapkan makna    denotasinya,    seperti cinta,   tujuan,   oasis   sedih,   dan   "interaksi". Kata    cinta    artinya    perasaan    suka    yang berlebih.  Kata  bidik  artinya  mengarahkan  kesasaran  atau  mengincar.  Kata  oase  artinya tempat,  pengalaman  yang  menyenangkan  ditengah-tengah  suasana  yang  serba  kalut  dan tidak   menyenangkan.   Kata   sendu   artinya keadaan hati yang sedih, kesedihan, kedukaan. Kata Interaksi artinya mempengaruhi,  menarik,  saling  meminta  danmemberi.

Kesimpulan

Mitos  yang  didapat  yaitu  dengan mempresentasikan  perasaan  orang  yang tidak berencana “jatuh hati” namun tiba-tiba     jatuh     hati     dengan     kebaikan seseorang, ketulusannya, cara dia berpikir  dan  bersikap.  Mengungkapkan apa    yang    tidak    bisa    diungkapkan, mengingatkan untuk  tetap  menyayangi diri  sendiri,  dan  menjauhi  hal-hal  yang menyakiti diri. Makna denotasi  dalam  lirik  lagu “Interaksi” yaitu mempresentasikan perasaan seseorang yang tidak berencana   jatuh   hati,   namun   tiba-tiba jatuh  hati  dengan  seseorang.

Tiba-tiba saja  cinta  itu  muncul,  dan  di  saat  yang bersamaan  hati  dan  logika  tahu  persis dengan jelas banyak yang tidak mungkin bisa  disatukan.  Ingin  dihindari,  namun perjumpaan   terus   terjadi.   Banyak   hal yang menjadi satu keharusan untuk terus berinteraksi,  sampai  pada  satu  titik  sihati   rapuh   berusaha   menantang   diriuntuk tidak berekspektasi secara berlebih.

Review Jurnal 11

Penulis Jurnal

      Axcell Nathaniel

      Amelia Wisda Sannie

Judul Jurnal 

Analisis semiotika makna kesendirian pada lirik lagu " Ruang sendiri " karya Tulus

Halaman Jurnal (107-117)

Tujuan           
Tujuan  penelitian  ini adalah untuk  mengetahui  makna  kesendirian  pada  lirik  lagu “Ruang Sendiri” ciptaan Tulus. Metode  penelitian  yang  digunakan untuk  tujuan  tersebut adalah metode kualitatif interpretif. Metode penelitian kualitatif sendiri merupakan metode penelitian yang memiliki cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir dari khusus ke umum.

Metode

Metode penelitian kualitatif sendiri merupakan metode penelitian yang memiliki cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir dari khusus ke umum.Menurut  Strauss  dan  Corbin  (dalamArifizal,  2016:52)metode  penelitian  kualitatif perlu  mencakup  cara  data  dianalisis,  karena  penelitian  dilakukan  dengan  wawancara  yang mendalam, dimana penelitian ini merupakan jenis penelitian yang temuan–temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.Paradigma   interpretif   melihat   kebenaran   sebagai   sesuatu   yang   subjektif,   dan diciptakan  oleh  partisipan.  Dalam  hal  inipeneliti  bertindak  sebagai  salah  satu  partisipan.

Pada   penelitian   dengan   paradigma   interpretif   terdapat   lebih   sedikit   penekanan   pada objektifitas  karena  sifat  objektif  yang  mutlak  sangat  tidak  mungkin  (West  &  Turner, 2008:75).  Akan  tetapi,  penelitian  ini  tidak  bergantung  pada  apa  yang  dikatakan  oleh partisipan,  karena  ada  penilaian  dari  luar  diri  peneliti.  Sedangkan,  melalui  pendekatan semiotika,  tanda–tanda  serta  makna  yang  ada  didalam  lirik  Lagu  Ruang  Sendiri  dapatdiinterpretasikan secara mendalam sehingga dapat menghasilkan penjelasan yang terperinci mengenai makna–makna dibalik tanda–tanda yang ada.

Hasil Penelitian        

Makna Kesendirian pada Lirik Lagu “Ruang Sendiri”Lagu yang dijadikan objekadalah lirik lagu “Ruang Sendiri” yang terdapat di dalam album Tulus yang ketiga yang berjudul “Monokrom”. Lirik lagu tersebut dianalisis dengan menggunakan teori semiotika dari Barthesyang terdiri atasmakna denotasi, konotasi, dan mitos sehingga diketahui makna kesendirian di dalam lagu tersebut.

Makna Denotasi

Bertitik  tolak  pada  pendapat  Barthes  makna  denotasi  atau  makna  sebenarnya  dari sebuah  kata  dapat  diketahui  melalui  dengan  cara  yang  diterangkan  dalam  kamus.  Oleh karena  itu,  untuk  mengetahui  makna  denotasi kata-kata yang  terdapat  dalam  lirik  lagu “Ruang Sendiri”, dilakukan dengan cara merujukmakna yang tersurat dalam Kamus Besar Bahasa  Indonesia  (KBBI).  KBBI  dijadikan  rujukan  karena  kata-kata yang  digunakan dalam  lirik  lagu  itu  termasuk  dalam  kosakata  bahasaIndonesia,  sehingga  kemungkinan diperolehnya  penjelasan tentang makna sebuah kata cukup besar.

Makna Konotasi

Makna  konotasi  merupakan  makna  kultural  atau  emosional  yang  bersifat  subjektif dan mengandung makna di samping makna dasar umum. Makna konotasi lirik lagu “Ruang Sendiri” ditempuh melalui penafsiran baris-baris yang membangun lirik lagu tersebut.

Makna Mitos

Setelah  menganalisis  lirik  lagu  “Ruang  Sendiri”  oleh  Tulus  secara  keseluruhan, maka makna konotasi yang didapat, berkaitan dengan makna mitos yang ada di dalam lirik lagu ini. Dari keseluruhan analisis lirik lagu diperoleh makna mitosnya, yakni pencipta lagu ingin  menyampaikanbahwa  kesendirian,  waktu  untuk  melakukan  hal  sendiri,  tidak  selalu dengan  pasangannya  merupakan  hal  yang  dibutuhkan  oleh  setiap  orang  yang  sedang menjalin hubungan percintaan

Kesimpulan

Mitos  yang didapat  berkaitan  dengan  kesendirian  pada  konteks  hubungan  pacaran, yaitu dibutuhkannya waktu untuk sendiri, tidak  harus selalu dengan pasangan, kesendirian juga digambarkan sebagai sesuatu hal yang baik dalam sebuah hubungan pacaran. Makna  denotasi  yangdidapatkan  dari  lirik  ini  secara  keseluruhan  memiliki  makna mengenai  suatu  keadaan,  pada  saat  penulis  lagu  menginginkan  untuk  merasakan  rasanya sendiri,  bebas,  dan  tidak  selalu  ada  dengan  orang  yang  bersamanya. 

Melalui  kesendirian tersebut, dapat muncul perasaan rindu yang sudah lama tidak dirasakan. Makna  konotasi  yang  didapatkan  mengacu  kepada  sebuah  hubungan  percintaan, yakni  penulis  lagu  sebagai  seorang  yang  sudah  lama  tidak  merasakan  adanya  kesendirian, kebebasan  dalam  melakukan  kegiatan  sehari-harinya. 

Penulis  lagu  juga  menggambarkan bahwa  selama  ini  pasangannya  selalu  ada  di  dalam  keseharian  nya,  tidak  adajarak  yang dibuat,  sehingga  penulis  merasa  adanya  rasa  bosan  terhadap  pasangannya,  tidak  tahu  lagi bagaimana  perasaannya  kepada  pasangannya,  karena  semua  hal  dilakukan  bersama  tanpa adanya  jarak  dan  waktu  untuk  sendiri,  penulis  lagu  juga  ingin  memberitahu  kepada pendengar  untuk  memberikan  pemahaman  bahwa  kesendirian  itu  hal  yang  buruk  dan menakutkan,  bahkan  waktu  untuk  sendiri  diperlukan,  terutama di  dalam  sebuah  hubungan percintaan.

Makna kesendirian pada  lirik  lagu  yang dimaksud  merupakan waktu untuk sendiri, tidak  selalu  bersama  dengan  pasangannya,  dalam  konteks  hubungan  percintaan,  bahwa kesendirian  memiliki  makna  positif  dan  dibutuhkan  oleh  orang  yang  menjalani  hubungan pacaran tersebut.

Review Jurnal 12

Penulis Jurnal

·     Rina Juwita

      Khansa Yumna Abiyyu

      Azra Zahra Cintami

      Cindy Elysa

      Fajar Ade Putra

      Muhammad Rizky Aidil Fitri

Judul Jurnal 

Makna motivasi dalam lagu diri dari Tulus (analisis semiotika Ferdinand de saussure)

Halaman Jurnal (1-11)

Tujuan           

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna-makna motivasi yang terdapat pada lirik lagu “Diri”. Diamna Musik juga  sebagai   pengungkapan   emosional   artinya   musik   menjadi   sarana   untuk mengekspresikan   perasaan   emosional   manusia   (Meriam   dalam  Wiflihani,   2016).   Para pencipta  maupun  pemain  musikmenjadikan  sebagai  sarana aktualisasi  diri  sebagai  pelaku seni  (Ali  dalam  Wiflihani,  2016).

Metode

Dimana Dalam   penelitian   ini   digunakan   metode   deskriptif   kualitatif   karena   penjabaran mengenai   film   tersebut menggunakan   analisis   semiotika   Ferdinand   de   Saussure   yang difokuskan kepada penanda (signifier) dan petanda (signified) yang ada pada lagu “Diri” oleh Tulus. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis semiotika oleh Ferdinand de Saussure. Sassure  beranggapan  bahwa  sebuah  tanda  ganya  bisa  dikatakan  sebagai  tanda,  apabila terdapat penanda dan petanda.

Penanda  atau signifiermerupakan  apa  yang  ternagkap  dalam  pikirin  kita,  jika  melihat bacaan atau tulisan. Petanda atau signifiedmerupakan makna  atau pesanyang kita pikirkan terkait sesuatu  yang kita  telah kita tangkap (Wibawa dan Natalia, 2021). Sobur menjelaskan bahwa  konsep signifieratau  penanda  adalah  aspek  material   yag  mengandung  makna, sedangkan signified atau petanda adalah aspek mental (Fanani, 2013).

Hasil Penelitian        

Berdasarkan  hasil  identifikasi  peneliti  terhadap  lagu  karya  Tulus  dalam  album Manusia  yang  berjudul  “Diri”  menggunakan  teori  semiotika  oleh  Fredinand  De  Saussure, ditemukan  tanda  berupa  penanda  (signifier),  petanda  (signified), dan  aspek  signifikasi  yaitu hubungan antara penanda dan petanda sehingga  dapat diketahui makna pesan motivasi  yang terkandung  dalam  lagu  berjudul  “Diri”  tersebut  tak  lain  ialah  penerimaan  diri  merupakan kunci bahagia seseorang. Berikut disajikan hasil analisis peneliti.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian  yang telah dipaparkan oleh peneliti,  maka dapat ditarik  kesimpulan  secara  garis  besar  lagu  “Diri”  karya  Tulus  berusaha  merangkul  dan mengajak pendengarnya untuk memiliki pandangan yang lebih terbuka lagi mengenai mental health  serta  menyadari  akan  pentingnya self-love.

Selain itu, pada lagu “Diri” karya Tulus, peneliti   juga   menemukan   makna   pesan   motivasi   yaitu   penerimaan   diri   yaitu   dengan mencintai diri sendiri.

1.  Bait  pertama  memiliki  makna  yaitu  berdamai  dengan  diri  sendiri.  Caranya  dengan memaafkansemua  kesalahan-kesalahan  yang  lalu  dan  mulailah  untuk  menerima kembali diri sendiri. Menerima diri sendiri berarti kita yakin dan percaya terhadap diri kita.

2.      Bait  kedua  memiliki  makna  yaitu  diri  manusia  terlalu  berharga  untukterus-terusan menerima luka karena luka membua kita merasa resah dan tidak tentram atau nyaman. Sehingga  perlu  untuk  mensugesti  diri  dengan  mengatakan  bahwa  semua  akan  baik-baik saja.

3.     Bait   ketiga   memiliki   makna   yaitu   belajar   mencintai   diri   sendiri.   Kita bisa melakukannya   dengan   berterimakasih   pada   diri   sendiri   atas   semua   usaha   yang dilakukan.  Termasuk  karena  telah  menyayangi  dan  menjaga  diri.  Mencintai  diri sendiri  berarti  tidak  memaksakan  sesuatu  karena  kita  lagi-lagi  perlu  disadarkan  arti kecukupan.Bait keempat memiliki makna hampir mirip seperti bait kedua. Yaitu diri kita begitu berharga  untuk  terluka.  Cara  lain  untuk  mengatasi  luka  adalah  dengan  tetap  menampilkan senyuman sebagai tanda bahwa kita yakin semua akan baik-baik saja

Review Jurnal 13

Penulis Jurnal

-          Lilian Sugiarti

-          Faris

Judul Jurnal 

Representation of Human in the Album "Manusia" by Tulus (Semiotic Analysis of Ferdinand De Saussure)

Halaman Jurnal (110-118)

Tujuan           
Melalui pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure 2018, penelitian ini menggali makna simbolik yang terkandung dalam lirik-lirik lagu. Album ini tidak sekadar melodi dan kata-kata, melainkan cerminan kompleksitas manusia, mulai dari cinta, kehilangan, hingga harapan. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk mengurai makna-makna yang tersembunyi di balik kata-kata. Hasil penelitian melihat jelas bagaimana album ini merepresentasikan hubungan manusia dengan lingkungannya. Lirik-liriknya menggambarkan interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, menghadirkan konsep eksistensi dan refleksi.

Metode

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode semiotika Saussure sebagai kerangkan utama dalam pengumpulan analisis data. Teori semiotika Saussure menekankan pentingnya hubungan antara tanda dan makna, serta konsep struktur bahasa yang dapat diaplikasikan dalam konteks penelitian kualitatif deskriptif.

Analisisi data mengikuti pendekatan Miles & Huberman (Fadli, 2021) dengan membagi tiga bagian dalam proses analisis data, yaitu

1)      Reduksi data yakni memilah, merangkum, dan mengambil poin penting dari data yang terkumpul.

2)      Penyajian data, proses mengorganisir dan menampilkan informasi yang telah dikumpulkan.

3)     Penarikan kesimpulan dilakukan setelah presentasi data, peneliti membuat kesimpulan dari seluruh penelitian dengan memverifikasi data yang disajikan (Haryono, 2020).Hasil Penelitian

 

Kesimpulan

Album ini menggambarkan manusia sebagai entitas kompleks dengan dimensi verbal dan visual yang saling berinteraksi. Simbol-simbol dan tanda-tanda dalam lirik lagu dan desain album mengungkapkan pemahaman tentang manusia sebagai makhluk sosial, emosional, dan introspektif. Penggunaan bahasa dalam album ini menciptakan lapisan makna yang mendalam, merangkai cerita tentang perjalanan manusia dalam konteks kehidupan modern. Melalui analisis semiotika, album "Manusia" mengungkapkan representasi yang kaya dan mendalam tentang kompleksitas serta dinamika manusia dalam dunia yang terus berubah.


Review Jurnal 14

Penulis Jurnal

·     Nessa Amalia

·     Dohra Fitrisia1

·     Tgk Maya Silviyanti

Judul Jurnal 

The Analysis of Figurative Language in Tulus Song

Halaman Jurnal (173-179)

Tujuan           

Penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis bahasa kiasan yang terkandung dalam lagu. Peneliti fokus pada bahasa kiasan yang paling dominan. Sumber diambil dari sepuluh lagu Tulus yang berjudul Sewindu, Sepatu, Teman Hidup, Gajah, Jangan Cintai Aku Apa Adanya, Manusia Kua, Ruang Rindu, Langit Abu-abu, Monokrom, 1000 Tahun lamanya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, penelitian dengan dokumen

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menganalisis dan mendeskripsikan jenis bahasa kiasan dan bahasa kiasan yang paling dominan dalam Lagu Tulus dalam bentuk dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah lagu-lagu Ten Tulus pilihan dari album “Tulus” (2011), “Gajah” (2013), dan “Monokrom” (2016), yaitu: (1) Sewindu, (2) Teman Hidup, ( 3) Sepatu, (4) Gajah, (5) Jangan Cintai Aku Apa Adanya, (6) Monokrom, (7) Langit Abu-Abu, (8) Izin, (9) Ruang sendiri, (10) Manusia Kuat.

Peneliti menganalisis jenis bahasa kiasan yang dikemukakan oleh Perrine (1998) dalam Arp (2012). Sebagai metode analisis data, peneliti menggunakan tabulasi, yaitu proses memasukkan data yang sudah diklasifikasi ke dalam bentuk tabel. Peneliti menggunakan metode analisis data yang disarankan oleh Miles, Huberman, dan Saldana (2014) yaitu tiga langkah sebagai berikut: kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil Penelitian        

Dari analisa yang telah dilakukan memang demikian menemukan 62 bahasa kiasan yang terdapat dalam sepuluh lagu terpilih dalam Tulus’ lagu. Bahasa kiasan yang ditemukan dalam penelitian ini dikategorikan berdasarkan Perrine (dalam Arp, 2012). Data yang ditemukan adalah hiperbola (17 data), personifikasi (13 data), simbol (10 data), simile (7 data), metafora (5 data), metonimi (5 data), ironi (2 data), alegori (1datum), paradoks (1 datum), sinekdoke, apostrof, dan litotes tidak ditemukan pada sepuluh lagu Tulus.

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kata kiasan dalam karya Tulus. lagu. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa jenis bahasa kiasan yang ditemukan dalam lagu-lagu Tulus. Hampir seluruh jenis bahasa kiasan yang dikemukakan oleh Perrine (1998) dalam Arp (2012) terdapat dalam satu kesatuan. Hanya tiga jenis lagu yang tidak ditemukan yaitu sinekdoke, apostrof, dan litotes. Ada 9 jenis yang paling sering ditemukan dalam hal ini yaitu hiperbola (28%), personifikasi (21%), simbol (16%), simile (11%), metafora dan metonimi mempunyai persentase yang sama (8%), ironi ( 3%), alegori, dan paradoks memiliki persentase yang sama (2%).


Review Jurnal 15

Penulis Jurnal

      Farhania Amama Raudha

      Rizky Abrian


Judul Jurnal 

Refleksi Pesan Kesehatan Mental Dalam Lagu “Satu Kali” Karya Tulus :

Analisis Wacana Kritis

Halaman Jurnal (79-89)

Tujuan           

Dalam Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lagu "Satu Kali" karya Tulus dengan menggunakan metode analisis wacana guna memahami pesan-pesan terkait kesehatan mental dalam liriknya. Metode yang digunakan adalah pendekatan  kualitatif  dengan  pendekatan  simak-catat.

Metode

Metode kualitatif dalam penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih kaya dan kontekstual  terhadap  pengalaman  dan  persepsi  yang  terkandung  dalam  lirik  lagu  tentang  kesehatan mental. Dalam  penelitian  ini,  digunakan  strategi  metode  kualitatif  untuk  menganalisis  data.  Metode kualitatif, seperti yang dijelaskan oleh Diana Merriam, melibatkan pengumpulan data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari pengamatan terhadap orang dan perilaku yang diamati. Dalam konteks  penelitian  ini,  metode  kualitatif  digunakan  untuk  menganalisis  lirik  lagu  tentang  kesehatan mental.

Hasil Penelitian

Lagu "satu kali" karya tulus telah menjadi salah satu lagu yang sangat populer pada tahun 2021.  Hingga  saat  ini,  lagu  tersebut  masih  banyak  didengar  oleh  para  penikmat  musik.  Keberadaan lagu ini dapat diakses melalui berbagai platform atau aplikasi pemutar musik yang tersedia di internet. Salah  satu  platform  yang  terkenal  adalah  Spotify,  yang  merupakan  layanan  streaming  musik  yang populer  di  seluruh  dunia.  Spotify  memungkinkan  pengguna  untuk  menemukan  jutaan  lagu,  album, dan  podcast  dari  berbagai  genre  musik.  Melalui  fitur  pencarian  yang  disediakan,  pengguna  dapat mencari lagu "Satu Kali" dengan mudah

Kesimpulan

Dalam lirik lagu "satu kali" karya tulus, dengan menggunakan analisis wacana membantu menggali  tema  tentang kesehatan  mental,  penghargaan  terhadap  kehidupan,  dan  kehidupan  dengan kesadaran penuh. Pesan-pesan tersebut tercermin melalui enam data yang ditemukan dalam lirik lagu "Satu Kali" karya Tulus. Dengan memecah lirik menjadi unsur-unsur yang lebih kecil, dapat dipahami bagaimana  pesan-pesan  tersebut  disampaikan  dan  berinteraksi  dalam  karya  seni.  pesan  tentang menghadapi  perubahan,  mengelola  harapan  dengan  bijak,  menerima  ketidakpastian,  menerima  diri sendiri, dan menghargai setiap tahap dalam hidup. Analisis wacana membantu kita memahami makna dalam  seni,  musik,  dan  lirik  dengan  lebih  mendalam  dan  kontekstual.  

 

Review Jurnal 16

Penulis Jurnal

·     Dea Septiani

·     Khairun Najmi

·     Putri Maulani Rahmadhita

·     Siti Nursa’adah

·     Syarifah Nurul Ma’rifah

Judul Jurnal 

Metaphor Analysis on the Lyric of the Song “Hati-hati dijalan” by Tulus

Halaman Jurnal (22-31)

Tujuan           
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguraikan jenis metafora yang terdapat pada lirik lagu “Hati-Hati di Jalan” milik Tulus. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif deskriptif karena objek penelitian tidak berbentuk angka dan merupakan suatu isi dokumen, objek penelitian ini berupa jenis ungkapan dan makna metafora pada lagu “Hati-Hati di Jalan”.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, karena penelitian ini merupakan pengamatan suatu bahasa yang bersifat deskriptif dan memberikan gambaran secara faktual, sistematis, dan akurat mengenai metode metafora dalam pada lirik lagu “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menjelaskan makna dibalik data non-angka yakni data kualitatif (Avrihansyah & Sarbeni, 2021; Ratna, 2016). Penelitian ini lebih khusus dan fokus untuk mengetahui jenis-jenis serta makna metafora yang terkandung dalam lagu “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus yang dirilis pada tahun 2022.

Hasil Penelitian        

Lagu “Hati-Hati di Jalan” milik Tulus merupakan salah satu lagu yang dirilis pada 3 Maret 2022 dalam albumnya yang berjudul “Manusia”, album ini merupakan album keempat Tulus yang berisikan 10 lagu, diantaranya adalah lagu “Hati-Hati di Jalan”, lagu ini menceritakan tentang dua orang yang saling bertemu dan memiliki banyak kesamaan dalam hidupnya yang mengira bahwa mereka akan bersama karena banyaknya kesamaan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa bersama, dan mereka harus berpisah karena mereka tidak berjodoh.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Dalam analisis jenis ungkapan metafora yang terdapat dalam lagu yang berjudul “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus ini mengandung beberapa jenis metafora yang ditemukan yaitu

1.   metafora konkret ke abstrak, 1 metafora sinestesis, dan 2 metafora antropomorfik.

2.   Setelah diuraikan makna dari penggalan-penggalan lirik yang mengandung metafora dapat disimpulkan bahwa lagu yang berjudul “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus menceritakan tentang kesedihan seseorang yang tidak bisa bersamadengan orang yang dicintainya meski mereka sudah merasa saling cocok dan melengkapi.

 

Review Jurnal 17

Penulis Jurnal

Yusi Kurniati

Judul Jurnal 

Proses morfologis pada lirik lagu Tulus dalam album manusia

Halaman Jurnal (1-20)

Tujuan           
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses morfologis yang terjadi di lagu Tulus pada album Manusia, khususnya afiksasi dan reduplikasi.

Metode

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak. Sementara teknik yang digunakan adalah teknik catat. Dalam penelitian ini diperoleh data sebanyak 126 kata yang mengalami proses morfologis. Dari 126 kata tersebut, sebanyak 116 kata mengalami proses afiksasi dan 10 kata mengalami reduplikasi. Jenis afiksasi terbanyak yang ditemukan yaitu prefiks sebanyak 69 kata dan konfiks sebanyak 9 kata. Sementara itu untuk reduplikasi yang paling banyak digunakan adalah reduplikasi penuh/murni sebanyak 5 kata dan yang paling sedikit adalah reduplikasi semu sebanyak 1 kata.

Hasil Penelitian        

Reduplikasi penuh terdapat pada data (41) dan (42). Pada data (41) kata baik-baik merupakan bentuk reduplikasi penuh/seluruh yang merupakan adjektiva yang berarti ‘tidak jahat, terhormat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunanm dan sebagainya)’. Kata ulang baik-baik bermakna ‘lebih (intensitas)’. Sementara itu kata tempat-tempat pada data (42) merupakan kata ulang berkategori nomina. Kata tempat-tempat memiliki makna ‘banyak’.

Kesimpulan

Proses morfologis merupakan proses pembentukan kata berupa penggabungan morfem[1]morfem. Proses morfologis terdiri dari beberapa jenis di antaranya adalah afiksasi dan reduplikasi. Sebanyak 126 kata pada lirik lagu Tulus dalam album Manusia mengalami proses morfologis. Dari 126 kata yang mengalami proses morfologis, sebanyak 116 kata mengalami afiksasi dan sebanyak 10 kata mengalami reduplikasi.

 

Review Jurnal 18

Penulis Jurnal

·     Ikah Atikah

·     Ade Hikmat

Judul Jurnal 

Penerapan Teori Moody Dalam Pembelajaran Apresiasi Lagu Tujuh Belas Karya Tulus.

Halaman Jurnal (72-80)

Tujuan           
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan pembelajaran apresiasi sastra dengan metode Moody yang menggunakan lirik lagu Tujuh Belas karya Tulus.

Metode

Metode Moody dipakai sebagai cara untuk membuat pembelajaran apresiasi sastra menjadi tidak membosankan dimana siswa akan lebih banyak aktif menggali makna suatu karya di dalam kelas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh menggunakan analisis yang menghasilkan penggambaran penerapan pembelajaran apresiasi sastra menggunakan lirik lagu.

Hasil Penelitian        

Hasil dari penelitian ini, guru dapat menggunakan metode Moody untuk menyampaikan pembelajaran apresiasi sastra yang lebih menarik karena menggunakan enam tahapan yaitu pelacakan awal, penentuan sikap praktis, introduksi, penyajian, diskusi dan pengukuhan. Keenam tahapan ini mencakup dua prinsip sastra yaitu pertama, sastra sebagai pengalaman dengan memberikan pengetahuan baru kepada siswa melalui kegiatan apresiasi dan yang kedua adalah sastra sebagai Bahasa dimana siswa dapat menelaah unsur kebahasaan yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada enam tahap pembelajaran apresiasi sastra menurut Moody dimana tahapan tersebut berdasarkan prinsip ganda sastra yaitu sastra yang dijadikan sebagai pengalaman dan sastra sebagai bagian dari Bahasa. Lagu Tujuh Belas karya Tulus ini merupakan lagu yang memberikan motivasi dan semangat melalui kenangan-kenangan indah yang dialami di masa masih berumur tujuh belas. Seberat apapun yang kita alami di masa dewasa, harus memandang bahwa masa muda sebagai pendorong semangat jika kita selalu ingat akan kenangan manis tersebut. Kita tidak dapat menghilangkan kenangan akan tetapi jiwa muda dapat dijadikan motivasi kita untuk terus melangkah menjalani kehidupan masa dewasa.


Review Jurnal 19

Penulis Jurnal

•      Ignatius Septian Denny Purnama

      Sanhari Prawiradiredja

Judul Jurnal

Pemaknaan lirik lagu "Gajah" pada karya Muhammad Tulus.

Halaman Jurnal (1-15)

Tujuan          

Tujuan  tertentu  yang  ingin  disampaikan  kepada  masyarakat  sebagai pendengarnya. Misalnya, dalam lirik lagu yang dinyanyikan oleh solois TULUS, yang menggunakan nama hewan yaitu ”Gajah” pada lagunya yang bertajuk ”Gajah”, lagu tersebut dibuat dengan bahasa kiasan atau majas serta emosi yang dituangkan oleh sang penyanyi serta dibawakan dengan suara yang indah guna menyampaikan pesan moral melalui lirik yang mudah untuk dipahami.

Metode

Dalam  penelitian  ini, peneliti  melakukan  pemaknaan  terhadap  tanda  dan  lambang berbentuk tulisan pada lirik lagu “Gajah” dalam hubungannya dengan pemaknaan Pada Karya Muhammad Tulus Riyadidengan menggunakan metode semiotika Saussure, Yang menitik beratkan  pada  hubungan  penanda  dan  petanda  yang  ada  pada  lirik  lagu tersebut. Dalam tahap unit analisis ini, akan menganalisis tanda-tanda berupa kata-kata  yang membentuk kalimat yang ada pada lirik lagu “Gajah”.

Hasil Penelitian        

Analisis dari pandangan Saussure yangdilakukan pada penelitian menggunakan tanda-tanda berupa tulisan,yangterdiri atas kata-kata dalammembentuk kalimat pada lirik    lagu    tersebut. Tanda-tanda   tersebut    akan    diberikan    pemaknaan    dengan menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure.Penggunaan nama hewan gajahmemang selalu ada pada setiap lirik. Hewan gajah seperti terimplisit dari lirik yang ada. Pengunaan nama gajahpada lirik lagubersumberdari pengalaman si pencipta lagu, yangmerupakan bentuk gambaran hati musisi dalam menyampaikan tujuan dan maksud dari penyanyi kepada pendengarnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil  analisis  data  yang  telah  dikemukakan  di  bab terdahulu,  maka  dapat diambil   kesimpulan   bahwa lirik   lagu   merupakan   bentuk   gambaran   hati   musisi menyampaikan  tujuan  dan  maksud  dari  penyanyi  kepada  pendengarnya.  Adapun penggunaan  nama  hewan  gajah  merupakan  pengalaman  dari  penyanyi  tersebut  yang selalu di bully ketika kecil. Penggunaan  nama  hewan  gajah memang  selalu  ada  pada  setiap  lirik .

Hewan gajah  seperti  terimplisit  dari  lirik  yang  ada.   Pengunaan  nama  gajah bersumber dari pengalaman  si  pencipta  lagu  yang  biasa  menggunakannya  sebagai  pemicu  untuk menyongsong  masa  depan  yang  lebih  baik ,dan  juga  pada lirik  tersebut  banyak  sekali penggambaran  hewan  gajah. Tanda-tanda  yang ada  atau muncul  diolah dan dianalisis bertujuan untuk mendapatkan pemahanan tentang suatu pemaknaan dari lagu “Gajah”, yang   digunakan   pada   penelitian   ini.   Oleh   karena   itu, penelitian analisi   teks   ini dikhususkan  menggunakan  metode  penelitian deskriptif  kualitatif dengan  pendekatan semiotik

Review Jurnal 20

Penulis Jurnal

·     Fivin Novidha

·     Nurhadi

Judul Jurnal 

Language Style in the Song Lyrics "Caution on the Road" Karya Tulus; Stylistic Study

Halaman Jurnal (151-154)

Tujuan           
Tujuan dari ini Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gaya bahasa lirik lagu “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi stilistika. Peneliti berperan langsung dalam proses pengumpulan data yaitu menentukan

sumber data, mencatat data, meneliti data, dan menarik kesimpulan.

Hasil Penelitian        

Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa yang terdapat pada lirik lagu Hati-Hati di Jalan Karya Tulus, berikut penelitian yang berjudul “Gaya Lagu Hati di Jalan Karya Tulus: Kajian Stilistika” ditemukan beberapa gaya bahasa yang terdiri atas majas perbandingan, majas afirmasi, dan majas sindiran.

Kesimpulan

Lirik lagu Hati-Hati di Jalan karya Tulus dianalisis untuk melihat gaya bahasa yang digunakan pengarangnya. Penelitian ini adalah dianalisis menggunakan kajian stilistika untuk melihat gaya bahasanya. Gaya bahasa merupakan alat strategis yang sering dipilih oleh penulis untuk melakukannya mengungkapkan pengalaman psikologisnya dalam karya fiksi. Salah satu bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat unsur stilistika adalah lagu. Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa yang terdapat pada lirik lagu Hati-Hati di Jalan Karya Tulus, penelitian yang berjudul “Gaya Kidung Hati-Hati di Jalan Karya Tulus: Kajian Stilistika” menemukan beberapa gaya bahasa, yaitu:

(a)    Majas perbandingan yang terdiri atas hiperbola, personifikasi, metafora, alegori, dan sinekdoke;

(b)    Majas afirmasi yang terdiri atas repetisi, apheresis, asonansi, dan retorika;

(c)    Majas satir yang terdiri atas ironi. Sementara itu, apa makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu Hati Hati di Jalan tersebut, yakni menceritakan kisah patah hati seorang manusia yang bermula dari sebuah pertemuan hingga akhirnya mereka berdua merasa bahwa masing-masing adalah sosok mereka telah mencari selama ini



Akhir dari blog ini, Saya harapkan agar saya serta yang membaca blog saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan meningkatkan progres yang positif. Terimakasih >_<

 

 

 

 

Komentar